Minggu, 10 April 2016

Wisata Sungai Batu Sei Gohong





Secara geografis wilayah Kota Palangka Raya memang sebagian besar berupa hutan dan perbukitan. Letaknya pun berada tepat di tengah pulau Kalimantan. Otomatis Palangka Raya tidak dilalui oleh jalur laut dan wilayahnya tidak memiliki pantai. Padahal sebagaian besar kota di Indonesia pariwisatanya banyak dikembangkan dari sektor pantai dan pegunungan. Tapi meski demikian, bukan berarti di ibukota Kalimantan Tengah yang di dominasi hutan ini tidak ada tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Palangka Raya memiliki keunikan dan ciri khas sendiri mengenai pariwisata. Palangka Raya banyak memiliki objek wisata berupa perbukitan dan danau. Selain objek wisata perbukitan  dan danau yang sudah terkenal disini seperti Bukit Tangkiling, Batu Banama, Danau Tahai, ternyata di Palangka Raya masih ada spot wisata yang masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat.

Aku pun terus terang baru saja tahu kalau di sini ada objek wisata baru. Tempat wisata ini dinamakan Sungai Batu Sei Gohong yang terletak di Desa Gohong. Lokasinya terletak 34 Km dari kota Palangka Raya. Sekitar 30 menit perjalanan. Tidak jauh dari objek wisata Batu Banama dan pasar Tangkiling. Meski belum begitu populer, dalam pantauanku selama 2 kali berkunjung ke tempat ini. Wisata sungai batu ini tak pernah sepi pengunjung. Itu kalau hari libur, gak tau kalau hari kerja. Yah setidaknya selalu saja banyak masyarakat yang jauh-jauh dari kota Palangka Raya datang ke tempat ini. 



Objek Wisata Sungai Batu Sei Gohong ini tampaknya objek wisata rintisan Pemerintah Kota Palangka Raya. Tampak terlihat sentuhan pemerintah hanya beberapanya saja. Toilet dan ruang ganti pakaian yang hanya satu buah, itupun dalam keadaan yang kurang terurus, menara dan profil tank, kemudian gazebo satu buah, dan satu buah tempat duduk yang kalau dilihat lebih mirip halte. Semua itu masih terlihat minimal.

Pengelolaannya pun masih dikelola oleh masyarakat setempat tanpa ada campur tangan dari pemerintah, tanpa ada pemasukan untuk pemerintah kota. Untuk parkir dikelola dan dipungut oleh masyarakat setempat sebesar Rp.2000. Untuk tiket masuk pengunjung belum ada pungutan, jadi masih gratis. Kalau lapar dan haus jangan khawatir, di sekitar areal objek wisata ini banyak masyarakat yang mendirikan warung untuk berjualan.


Objek wisata ini sebenarnya hanya merupakan anak sungai biasa yang bemuara di Sungai rungan. Yang membuat dia berbeda dan menarik dijadikan objek wisata adalah dasar dan tepian anak sungai ini yang berupa bebatuan. Ditambah lagi arusnya yang mengalir deras membuatnya menarik dijadikan sebagai wahana bermain dengan pelampung yang terbuat dari bekas ban dalam kendaraan besar. Kalau kita kesini rasanya kurang lengkap jika kita tidak menyewa ban pelampung. Tarif sewanya cuma Rp.5000 saja per pelampung. Itu juga masyarakat yang mengelola

Kalau dilihat sih tempat ini mirip arena arung jeram versi mini. Hanya saja lebarnya tidak lebih lebar dari parit pengeringan, atau parit yang ada di jalan bukit keminting Palangka Raya.  Warna airnya merah kecoklatan, ciri khas air di semua DAS Kalimantan Tengah persis seperti air akar. Tak heran sih, karena sungai ini sendiri dikelilingi oleh pepohonan yang akarnya berada di tepian sungai. 



Pepohonan yang tumbuh disekitar anak sungai ini juga unik, karena pepohonan ini tumbuh di atas batu, tapi tidak langsung batu yang menjadi dasarnya pohon itu tumbuh lho. Masih ada beberapa cm tanah diantara batu dan pohon.

Kembali lagi ke soal air, sungai ini segaaar sekali jika dipakai untuk mandi. Aliran air derasnya menyegarkan, ditambah suasana teduh hutan yang rimbun membuat airnya menjadi sejuk.  Aliran air yang deras ini hanya dapat ditemui jika air sungai tidak pasang. Jika air sungai sedang dalam, maka aliran air akan terasa kurang greget. Maka jika ini terjadi wahana permainan meluncur dengan pelampung pun akan terasa kurang wah. Tapi jika pemerintah mau hal ini bisa diakalin kok dengan sistem yang canggih dan teknologi.

Untuk itu jika berkunjung kesini dipastikan dulu saat itu bukan musim hujan, atau disaat air sedang tidak pasang. Karena jika air pasang, seperti yang kubilang kurang greget. Tapi tetap airnya masih sejuk. Hanya saja sayangnya, arena arung jeram mini ini kurang begitu lebar. Tapi sekali lagi jika mau tempat ini bisa dilebarkan dan dibuat lebih mantap (jika pemerintah niat banget).


Dari sudut pandang lain, tempat wisata ini masih potensial untuk dikembangkan dan dipercantik. Jika pemerintah mau, tempat ini bisa disulap menjadi tempat wisata yang berkelas tanpa harus mengikis nilai tradisional dan kealamiannya. Bayangkan saja, fasilitas yang sangat minim saja banyak yang berkunjung, apalagi fasilitas dan sarananya bagus. Bukan tidak mungkin di kemudian hari Sungai Batu Sei gohong akan menjadi salah satu tempat wisata yang ramai.

Selain itu tidak lupa pula memberdayakan masyarakat sekitar dan mengajak mereka sebagai mitra dalam pengeolaan objek wisata ini. Dan pada akhirnya akan kembali juga pada pendapatan daerah yang meningkat dari sektor pariwisata.

2 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar